Gerdupapak.Com, Jombang – Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang Senen serta Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Jombang Anwar, mengunjungi Museum Wayang Potehi yang ada di Klentheng Gudo. Disambut oleh Pegiat dan Pelestari wayang POTEHI Klentheng Gudo Jombang Toni Harsono.
Berbicara tentang wayang Potehi di klentheng Gudo Kabupaten Jombang tidak bisa dilepaskan dari sosok yang Pak Toni Harsono
Hal ini disampaikan Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab ketika mengunjungi Museum Wayang Potehi yang ada di Klentheng Gudo. Rabu (4/1/2023)
” Toni Harsono bukan hanya pegiat seni, namun seorang pejuang yang tak kenal lelah dan pantang menyerah dalam upaya melestarikan serta mengembangkan wayang potehi “, ujarnya
Lanjut Bupati, Komitmennya dalam merawat kesenian wayang potehi ini diwujudkan dengan mendirikan museum wayang Potehi dan pagelaran wayang potehi secara berkala di Klentheng Gudo.
“Beliau telah mendedikasikan hidupnya untuk seni wayang potehi serta kehidupan para pelaku seni wayang potehi. Potehi telah membawa nama Jombang melalui duta perjalanan budaya ke Tong Tong Fair Den Haag, Belanda”, tuturnya.
Pemerintah Kabupaten Jombang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang akan memberikan dukungan berupa fasilitasi kelompok potehi untuk tampilan serta mengenalkan wayang potehi pada para peserta didik di sekolah.
” Wayang potehi, kesenian tradisional asal Tionghoa yang memadukan unsur budaya asal daratan Cina dengan budaya lokal memberi warna tersendiri bagi etnis Tionghoa di Nusantara termasuk yang ada di Kabupaten Jombang “, ungkapnya
Wayang potehi merupakan seni pertunjukan boneka tradisional asal Cina Selatan. Secara harfiah, bermakna wayang yang berbentuk kantong dari kain. Wayang ini dimainkan menggunakan kelima jari. Tiga jari tengah mengendalikan kepala, sementara ibu jari dan kelingking mengendalikan tangan sang wayang. Kesenian tradisional dari Tionghoa ini telah berkembang selama kurang lebih 3.000 tahun lalu, wayang potehi sendiri ada sejak Dinasti JinĀ (265-420 M). Memainkan wayang potehi ini membutuhkan 5 pemain, 2 pemain berperan sebagai dalang dan 3 pemain sebagai pengiring musiknya. Wayang yang dimainkan berbeda-beda tergantung ceritanya, untuk alatnya ada tambur, musik gesek,simbal dan lain-lain. pungkasnya (Nyf)