Jombang, Gerdupapak.com – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Jombang gelar rembuk stunting 2024 dengan tema cetak generasi emas bebas stunting. Kegiatan dibuka Asisten 1 Purwanto serta Kepala DPPKBP3A dr Pudji Umbaran, diikuti unsur TNI/Polri, jajaran Camat, perwakilan PKK, Akademisi, perwakilan Puskesmas serta Ormas.
Kegiatan Forum Rembuk Stunting ini bertujuan untuk percepatan penurunan angka Stunting di Kabupaten Jombang, sekaligus untuk menciptakan Kabupaten Jombang Zero dari Stunting.
Hal ini disampaikan Asisten 1 Pemkab Jombang Purwanto ketika diwawancarai di Ballroom Hotel Fatma Jombang. Selasa(14/5/24).
” Ini merupakan bentuk sinergi Pemerintah bersama ormas,PKK dan Akademisi dalam mempercepat penurunan angka Stunting dari sisi kesehatan serta kecerdasan anak,” ujarnya.
Ditempat sama, Kepala DPPKBP3A dr Pudji Umbaran menyanpaikan, berdasarkan hasil survey kesehatan Indonesia yang dirilis pemerintah melalui Rakernas pada akhir April kemarin, Kabupaten Jombang mengalami penurunan jumlah stunting.
” Awalnya angka stunting di Kabupaten Jombang 22,1 menjadi 18,0 persen. Artinya kerja keras di tahun 2023 menghasilkan hasil yang signifikan, sedangkan berdasar rilis dari dinas kesehatan jumlah stunting di Kabupaten Jombang sebesar 6,25 persen, ” tuturnya.
Lanjutnya, dari setiap hasil tersebut harus disikapi bersama dengan bijak dan tingkat kehadiran di masing-masing Posyandu pada setiap bulannya harus maksimal.
” Kita berupaya agar semua bayi dan balita yang ada di Kabupaten Jombang harus datang setiap bulan ke Posyandu, agar mendapatkan pelayanan dan pemantauan tumbuh kembangnya maksimal. Sehingga bayi dan balita menjadi SDM unggul ” ungkapnya.
Terkait stunting harus tahu betul permasalahan yang pasti, sehingga dapat diketahui masalah dilapangan penyebab anak-anak menjadi kurang gizi atau stunting.
” Makanya saya terus turun kelapangan untuk melakukan rembuk stunting serta audit hasil timbang yang dilakukan oleh Puskesmas melalui Posyandu, sehingga bisa dilakukan analisa, ” paparnya.
Analisa tersebut dilakukan agar tepat sasaran, karena stunting sendiri terdapat 4 cluster yaitu cluster kurang mampu, cluster tidak tahu pola asuh, cluster problem kesehatan dan yang terakhir cluster dampak lingkungan. pungkasnya. (Zul/Nyf).